Sumber: www.AnneAhira.com
Arah kiblat yang bergeser sempat menjadi wacana hangat yang bergulir di tengah masyarakat. Beberapa waktu lalu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa mengenai penentuan arah kiblat yang mengalami pergeseran dari barat ke barat laut.
Jika ditilik dari peta, arah barat ini menuju Afrika. Langsung muncul pertanyaan, apakah sholat umat terdahulu tetap dianggap sah atau tidak?
Secara cepat, MUI merespon bahwa itu tidak berlaku surut. Jadi, salat umat terhadulu tetap sah. Namun, kritik pun tak luput berdatangan. MUI terlalu dianggap formalistik karena sesungguhnya arah kiblat terdahulu pun masih bisa digunakan.
Ketika terjadi polemik tersebut, keluarlah film Sang Pencerah besutan sutradara berbakat Hanung Bramantyo. Hanung menggambarkan perjalanan Kiai Ahmad Dahlan dalam mensyiarkan agama Islam.
Lika-liku itu terekam secara runut dan menarik. Namun, satu dari sekian pesan yang relevan ialah penentuan arah kiblat. Ketika itu, Ahmad Dahlan berani mendobrak kekuatan kiai sepuh dengan mengemukakan pendapat untuk mengubah arah kiblat ke barat laut.
Pandangannya sungguh visoner (jauh ke depan). Ahmad Dahlan meyakinkan kiai sepuh dengan membawa kompas dan peta. Jauh sebelum MUI merilis fatwa terbarunya, Dahlan jauh-jauh hari telah melakukannya.
Pesan Moral
Berikut ini merupakan pesan moral yang terkandung dalam Sang Pencerah terkait penentuan arah kiblat.
- Keterbatasan. Dahlan lahir dan besar bukan di era blackbery atau teknologi meraja, melainkan zaman yang penuh klenik dan mistis. Namun, itu tidak menghalangi niatnya. Dengan berbekal peta dan kompas, Dahlan berhasil menentukan arah kiblat.
- Polemik. Pada awalnya, niat Dahlan ini ditentang banyak kiai sepuh dan warga sekitar. Namun, berkat keteguhan dan ketekunannya, Dahlan sedikit demi sedikit menggaet warga yang mau menjalankan anjurannya.
- Visioner. Melampui masa. Berpikir ke depan. Itulah karakteristik unik Ahmad Dahlan. Pikirannya melampui zamannya.
Sikap Kita
Bagaimana seharusnya kita bersikap terkait penentuan arah kiblat ini?
- Mengubah arah. Beberapa mesjid sekarang telah mengubah arahnya ke barat laut. Mengikuti anjuran MUI. Yang penting diingat, perubahan arah ini tidak harus mengubah mesjid. Apalagi, merombaknya.
- Teknologi. Sekarang ini, telah banyak software canggih yang bisa mendeteksi ke mana arah kiblat seharusnya. Teknologi ini sangat membantu untuk mendapatkan presisi (keakuratan) sekaligus efektif.
- Berusaha melaksanakan. Kalau ada yang lebih baik kenapa harus memilih yang baik. Good is not good enough, begitu kata pepatah asing. Jika bisa mengusahakan agar penentuan arah kiblat ini sejajar dengan barat laut, paling tidak, mendekati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar